Besok kita bangun pagi-pagi, mandi trus dan packing barang-barang karena kita mesti checkout, abis beres packing kita langsung ke restaurantnya buat makan pagi, di hotel Sinar Tambolaka ini ada fasilitas makan paginya juga, dan makanannya juga lumayan kok. Abis makan kita balik ke kamar sambil nunggu driver dateng, pas driver kita udah dateng kita checkout dan menuju ke tempat pertama untuk hari ini yaitu Danau Weekuri, oiya sebelum ke Danau Weekuri kita mampir dulu ke warung nasi padang buat bungkus makan siang nanti, karena di Sumba ini masih jarang tempat wisata yang deket-deket situ jualan makanan
Danau Weekuri
Danau weekuri ini ada di Sumba Barat Daya, dan letak danau ini berdekatan dengan laut, jadi air danau ini berasal dari laut, danaunya cukup besar, dengan air tosca yang sangat mengundang untuk di ceburin wkwk
Fasilitas disini juga lumayan bagus ya, udah ada jalan beserta pagar yang mengelilingi atas danau, jalan dari parkiran menuju danau juga bagus, banyak orang-orang lokal yang berjualan kain sumba disini, ada tempat buat loncat juga kalo berani pada loncat, pas kita sampe sini kemaren itu sekitar jam 9an kurang dan masih sepi, jadi kita mutusin buat berenang dulu di danaunya, danaunya ada bagian yang cetek dan ada juga dalam, karena gw ga bisa berenang jadi gw maen yang di daerah cetek aja wkwk
Bagus lah pokoknya Danau Weekuri ini, kalo ga ikutin itenary buat hari ini gw mau berenang disini lama-lama hahah.. Abis puas berenang sama foto-foto kita naik trus muterin danau ini sambil jalan pulang ke arah mobil. Untuk tiket masuknya sih sama kaya tempat-tempat Sumba yang lain, isi buku tamu dan selipin uang seikhlasnya.
Pantai Mandorak
Tujuan kita berikutnya yaitu Pantai Mandorak, letaknya ga begitu jauh dari Danau Weekuri, mungkin sekitar 15 menitan kalo ga salah Nah kalo disini udah ditetepin harga tiket masuknya 50rb per mobil, yang jaga sih orang lokal sini, abis parkir mobil kita langsung maen ke pantainya, pantainya kecil tapi cantik, di tengah-tengah ada 2 batu yang saling menunjuk, di bibir pantai juga ada beberapa perahu nelayan sini, kemaren cuacanya lumayan terik jadi ga lama-lama juga sih disini, abis puas maen di pantai kita langsung cari tempat teduh buat istirahat, dan karena udah jam 12 juga jadi kita sekalian makan disini. Di pantai ini gw kurang suka sama anak-anak kecil lokalnya, mereka dengan ga malu-malu minta duit sama kita, tapi karena udah dibilangin sama driver kita cuekin aja jadi kita ga ngasih, dan jangan dikasih juga sih kalo menurut gw biar ga jadi kebiasaan
Tapi abis itu kayanya mereka dimarahin ama orang-orang dewasanya, soalnya abis itu mereka ga minta-minta uang lagi ama kita.
Desa Adat Ratenggaro
Selesai makan kita langsung ke tempat selanjutnya, yaitu Desa Adat Ratenggaro, lama perjalanannya dari pantai mandorak ke Desa Ratenggaro ini sekitar 1 jam-an lebih, letak desa ini deket laut jadi viewnya itu laut deketan sama pantai ratenggaro yang bakal kita datengin abis ini. Katanya Desa Adat Ratenggaro ini, merupakan desa adat pertama dan tertua di Sumba barat daya, disini kalian bakal melihat rumah-rumah adat khas Sumba menara di sertai dengan kuburan batu-batu di sekitarnya. Masyarakat Ratenggaro, sebagaimana orang Sumba pada umumnya, sangat kuat dipengaruhi oleh kepercayaan Marapu. Marapu merupakan agama asli yang bertolak dari pemujaan terhadap leluhur yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat Sumba hingga hari ini, meskipun sebagian besar telah menganut agama katolik maupun protestan. Pengaruh tersebut misalnya dapat dilihat pada tatanan (formasi) kampung dan bentuk rumah adat. Salah satu daya tarik dari desa ini adalah rumah adatnya. Rumah adat yang terdapat di desa Ratenggaro memiliki ciri khas menara yang mencapai setinggi 20 meter dan beratap jerami katanya tinggi rendahnya atap didasarkan atas status sosial mereka. Masing-masing rumah adat terdiri dari 4 buah tingkat, dimana tingkat paling bawah digunakan sebagai tempat hewan peliharaan, lalu tingkat kedua tempat pemilik rumah, tingkat ketiga tempat untuk menyimpan hasil panen dan dan tingkat terakhir tempat untuk memasak. Di tingkat teratas ini terdapat sebuah kotak yang merupakan tempat penyimpanan benda keramat dan juga tempat untuk meletakkan tanduk kerbau sebagai simbol tanda kemuliaan. Orangnya disini ramah-ramah, beberapa warga sini jualan kain tenun sumba dan kerajinan tangan khas sumba lainnya kaya kalung, puas foto-foto dan muterin ini kita lanjut ke tempat selanjutnya, yaitu pantai ratenggaro yang letaknya ga jauh dari desa adat ini.
Pantai Ratenggaro
Pantai Ratenggaro ini letaknya deketan sama Desa Adat Ratenggaro, sekitar kurang dari 5 menit lah kalo naik kendaraan dari Desa Adat ke pantai sini, dan dari desa adat juga bisa liat langsung pantainya. Pantainya panjang, dan mengarah ke salah satu pulau yang kayanya ada desa adat lagi tapi kemaren lupa nanya nama desanya apa soalnya kalo dari drone keliatan ada rumah-rumah adat, dipantai ini juga banyak makam-makam batu dan beberapa makam yang dipahat juga, di sebelahnya seperti ada danau atau yang merupakan akhir dari aliran sungai soalnya kalo liat dari pantai ada sungai. seperti biasa disini juga mesti isi buku tamu dan kasih uang seikhlasnya, kemaren sih kita ngasih 20rb kalo ga salah. Puas foto-foto kita lanjut ke tempat selanjutnya yaitu Pantai Bwanna
Pantai Bwanna
Pantai Bwanna ini letaknya ga jauh dari desa Ratenggaro, sekitar 30 menitan, Diantara pantai-pantai di Sumba yang didatengin pas trip kemaren, Pantai Bwanna ini pantai favorit gw, pantainya panjang dan lumayan luas jarak pantai sama air lautnya, pasirnya putih bersih. Ada karang bolong yang menjadi icon pantai ini di tengah-tengahnya. Tapi untuk menuju kesini dari parkiran juga ga gampang, kalian mesti trekking dengan jalan yang curam dan lumayan juga ke bawahnya, mesti hati-hati pokoknya, karena belum ada tangga atau tali yang buat mempermudah jalan ke bawah. Oiya sebelum kita kesini kita dikasih tau kalo nanti bakal ada guide juga dari sana dan ternyata lumayan banyak orangnya sekitar 5-6 orang anak muda gitu usia SMP atau SMA, tapi kita jangan minta bantuan selama sama mereka, misal minta bantuan pegangin tangan, pegangin benda-benda atau apapun, katanya mereka bakal mintain duit tambahan untuk bantuan itu, jadi sebisa mungkin kalian kalo kesini bisa turun sendiri atau mungkin minta bantuan temen kalian, emang sih walaupun pantainya cantik dan bagus bgt tapi yang bikin ga enaknya dari pantai ini kalo menurut gw itu emang orang-orang lokal pantai bwanna ini sih, mereka selalu ngikutin kita kemanapun kita pergi, padahalkan salah satu tujuan kita menikmatin pantai salah satunya pengen menyendiri. Intinya kalo kalian kesini mesti bawa guide atau pemandu ya juga ya, jangan sendirian kesini soalnya katanya ada orang yang di ambil barang2-nya secara paksa pas kesini karena ga pake pemandu.
Tanjung Mareha
Sebenernya tempat ini ga ada di itenary, dan kita bakal habisin hari ini melihat sunset di pantai bwanna, tapi karena jalan ke parkiran mobil kaya gitu tadi yang curam sama orang-orang lokal sini yang agak tricky jadi kita agak parno juga sih wkwk, jadi pas jam 5an setelah puas foto-foto dan nikmatin pantai kita mutusin buat naik, dan driver kita ngajak kita ke tempat Tanjung Mareha ini. Dari parkiran pantai bwanna ke tanjung ini deket sih sekitar 5 menit, emang jalannya aja yang setapak gitu jadi lumayan sulit buat mobil apalagi kalo ada mobil lain dari arah berlawanan. Tanjung Mareha ini letaknya di tebing ujung pantai bwanna, dari tanjung ini masih keliatan pantai bwanna beserta icon karang bolongnya, disini kita duduk-duduk santai sambil nungguin sunset, dan orang-orang lokal yang jaga di tanjung mareha ini juga asik-asik ga terlalu ngikutin kita kaya pantai bwanna ini. Tapi sayang pas kemaren sunsetnya ketutupan awan jadi ga bisa liat matahari bullet tenggalam, dari sini kita langsung balik ke Tambolaka buat ambil barang-barang driver kita di rumah saudaranya, karena udah malem dan kita belum makan kita minta rekomendasi tempat makan deket-deket situ, dan driver kita merekomendasikan Gula Garam, yang punya orang Prancis dan lumayan asik sih tempatnya dan makanannya juga lumayan enak, abis makan malam kita menuju Waikabubak, Sumba Barat buat check-in di hotel Manandang, di hotel ini kita udah booking buat 2 malem.